myspace graphic
_
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus (QS.98:5)

Blogger news

~ ءَاجَرَكَ اللهُ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَبَارَكَ لَكَ فِيْمَا اَبْقَيْتَ وَجَعَلَ اللهُ لَكَ اطَهُوْرً ~

Kamis, 26 Mei 2011

Dari Politisi Dunia Menuju Politisi Akhirat


Oleh : Erwyn Kurniawan
Izinkan saya mengambil sudut pandang berbeda dalam melihat wafatnya Ustadzah Yoyoh Yusroh. Beberapa jam setelah mendapat kabar duka tersebut, tiba-tiba saja saya teringat dengan kasus yang membelit M. Nazaruddin. Sederet pertanyaan berkecamuk di benak saya: mengapa kedua peristiwa ini terjadi secara bersamaan? Adakah keduanya berkelindan? Hikmah apa yang bisa diambil dari kedua peristiwa yang saling bertolak belakang tersebut?
Dalam kacamata sebagai seorang muslim, kita yakin tak ada secuilpun kejadian di dunia ini yang luput dari desain Allah. Bahkan daun-daun yang berguguran sekalipun. Begitu juga kedua kejadian tersebut di atas. Setelah beberapa saat merenung, akhirnya saya menemukan kaitannya. Saya teramat yakin, kedua kejadian itu terjadi secara bersamaan karena Allah memberikan hikmah didalamnya.
Masih ingatkah kita dengan kematian tak terduga beberapa anggota DPR masa bakti 2009-2014? Dimulai dari pucuk pimpinan dewan, yakni Wakil Ketua DPR Marwoto Mitrohardjono. Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu meninggal dunia pada 3 Januari 2010. Lalu politikus Partai Golkar, Burhanuddin Napitupulu yang meninggal saat bermain golf di Senayan pada 21 Maret 2010. Kemudian ada Mustokoweni Murdi, juga dari Partai Golkar yang wafat pada Jumat, 18 Juni 2010 ketika kunjungan kerja Komisi II ke Jawa Tengah.
Tak berhenti disitu. Masih ada Setia Permana, dari PDIP yang meninggal dunia karena perahu yang ditumpanginya terbalik saat kunjungan kerja ke Bunaken, Sabtu, 7 Agustus 2010. Disusul Cecep Syarifuddin dari PKB yang wafat pada 28 Oktober 2010. Dan yang paling mengejutkan ialah wafatnya Adjie Massaid dari Partai Demokrat. Suami Angelina Sondaakh itu meninggal dunia setelah bermain bola pada Jumat 4 Februari 2011 malam. Wafatnya salah satu kader terbaik dakwah, Ustadzah Yoyoh Yusroh, menambah daftar panjang di atas.
Dan yang sangat menarik, meninggalnya Ustadzah Yoyoh terjadi saat nama anggota DPR, M. Nazaruddin menjadi headline di berbagai media massa karena kasus suap. Ada apa?
Inilah puncak teguran Allah kepada anggota DPR yang kebanyakan diantara mereka lebih mementingkan dunia. Ada yang korupsi untuk memperbanyak harta, bergaya hidup mewah, saling intrik untuk mencapai kekuasaan, saling ejek di media, dan perbuatan tak pantas lainnya. Mereka berlomba-lomba mendapatkan kenikmatan semu dunia. Mereka lupa bahwa kehidupan dunia hanya sementara dan sangat singkat. Tapi ditilik dari kelakuan mereka, seolah sangat yakin jika mereka akan hidup selamanya. Karena itu, tak masalah melakukan korupsi dan suap, asal dapat menambah pundi-pundi kekayaan dunia.
Mengapa saya mengatakan puncak teguran?
Pertama, wafatnya Ustadzah Yoyoh menjadi kisah kematian tak terduga yang kesekian kalinya yang dialami anggota DPR periode sekarang. Tapi, ternyata semua itu belum bisa menyadarkan anggota dewan yang terhormat.
Kedua, Allah menjadikan Ustadzah Yoyoh sebagai salah satu contoh terbaik yang sepatutnya ditiru oleh anggota DPR. Sepanjang menjadi legislator, tak ada kisah buruk yang menyertainya. Selain sibuk sebagai anggota dewan, almarhumah juga tak melupakan identitasnya sebagai muslimah dan kader dakwah. Beliau tetap mengaji, memberikan pengajian. Dan bahkan masih bisa membaca al-Qur’an sebanyak 3 juz per hari, seperti kesaksian Ustadz Salim Fillah. Berbagai kesaksian setelah beliau wafat kian menegaskan bahwa beliau tetap sosok seorang ustadzah yang militant, istiqomah, dan bersahaja.
Allah seolah ingin berkata kepada anggota DPR khususnya, kita pada umumnya, bahwa untuk menghadapi kematian, lakukanlah persiapan seperti yang dilakukan Ustadzah Yoyoh: berbuat baiklah setiap saat dan dimanapun; jangan tergoda dunia; jangan kotori politik; jangan cemari gedung dewan dengan kelakuan tak bermoral.
Dan ingat, kematian tak bisa diprediksi. Bisa datang kapan saja dan dimanapun. Tak peduli kita sehat; tak peduli kita sakit; tak peduli kita anggota DPR; tak peduli kita kader partai yang berkuasa. Inilah menurut saya, hikmah tersembunyi mengapa dua peristiwa yang paradoks: wafatnya Ustadzah Yoyoh dan dugaan kasus suap M Nazaruddin, terjadi secara bersamaan.
Kini, semuanya berpulang pada para anggota DPR yang masih hidup, dan tentu juga kita. Masihkah kita terjebak rayuan dunia? Masihkah kita berlomba-lomba menumpuk harta? Masihkah kita memperebutkan kekuasaan dengan cara-cara kotor? Jika itu yang kita pilih, yakinlah, usai kita meninggal, sangat sedikit orang yang menangis, atau bahkan tak ada sama sekali. Karena kita hanya mewarisi keburukan; bukan kebaikan.
Tapi jika kita mengikuti jejak almarhumah Ustadzah Yoyoh, yakinlah, jutaan orang akan menangisi kepergian kita. Ribuan orang akan berebut menshalati kita. Orang-orang berebut mengusung keranda kita. Dan warisan kebaikan yang kita tinggalkan, akan terus dibincangkan umat manusia.
Persis seperti yang dikatakan oleh Ustadz Rahmat Abdullah. Kata beliau, betapa banyak manusia berumur panjang namun nisannya hanya bertuliskan: nama, tempat/tgl lahir, dan tgl wafatnya. Tapi, lanjut beliau lagi, usia Nabi Muhammad saw hanya 63 tahun, namun nisannya tak cuma berisikan tiga hal di atas. Hingga hari ini dan masa nanti, umat manusia akan terus membicarakan jejak-jejak luhur kebaikan yang telah ditorehkannya.
Karena itu, ijinkan saya untuk berkata kepada wakil rakyat: sudah saatnya berubah dari politisi dunia menjadi politisi akhirat mengingat telah terlalu banyak Allah memberikan teguran. Wallahua’lam bishshowab.

Pilar-Pilar yang Mengokohkan Dakwah

Oleh : Ustadz Muhammad Ridwan
Ikhwah fillah..Didalam kisah perjalanan dakwah Rasululloh SAW betapa banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil. Terutama adalah kiat Rasululloh SAW mengokohkan dakwahnya hingga akhirnya berhasil menguasai dunia,menaklukkan kekaisaran Bizantium dan Persia,hingga fathuh Mekkah.

Terukir didalam Al-Qur,an gambaran saat Alloh memberikan pertolongan dan kemenangan nya kepada Rasululloh dan kaum muslimin dikala itu :
Artinya “,Apabila telah datang Pertolongan Alloh dan kemenangan,kamu lihat manusia masuk islam secaraberbondong bondong ,”(Al-Qur,an Surat An-nasr 1-2)
Gerangan apakah yang dilakukan Rasululloh dalam rangka mengokohkan dan memenangkan dakwah?
Tiga Pilar Pengokoh Dakwah
1.UMUUMUD DA,WAH : MENJADIKAN DAKWAH SEBAGAI ISSU CENTRAL
Dalam bahasa lainnya disebut SOSIALISASI. Tidak ada satu pintupun yang tidak didatangi oleh rasululloh dikala itu(mungkin 1 juta pintu-pen),bahkan disetiap orang berkumpul disitulah rasululloh selalu mensosialisasikan dakwah tanpa takut akan ditolak, diintrogasi, diintimidasi Dll.
Sebagaimana firman Alloh dalam Al-Quran Surat Al-A’raaf ayat 158:
Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk”.(Q-S :7 : 158)
Pertemuan pertama antara Nabi dan kaum kerabatnya berlangsung di bukit Shafa, yang kemudian dikacaukan oleh Abdul Uzza (Abu Lahab). Pertemuan kedua pun dikacaukan juga oleh Abu Lahab. Pada saat itu Nabi menyampaikan kepada kerabatnya bahwa beliau tidak mungkin berdusta dan menipu kerabatnya itu, lalu beliau memperkenalkan diri sebagai utusan Allah untuk seluruh umat manusia,
Selain itu beliau pun menyeru agar setiap orang menyelamatkan dirinya sendiri dari siksa neraka yakni dengan mau tunduk pada Allah semata. Beliau menegaskan saat itu bahwa beliau menyeru kepada Allah dan bertanya kepada kaum kerabatnya, siapakah diantara mereka yang akan mendukung perjuangn dakwahnya. Saat itu diantara yang hadir adalah Bani Ka’ab bin Luay, Bani Murrah bin Ka’ab, Bani Hasyim, Bani Abdu Manaf, Bani Abdu Syamsin, Bani Zuhro, Bani Abdul Muthallib.
Abu Lahab mengacaukan pertemuan itu dan memprovokasi semua yang hadir untuk segera menangkap Muhammad dengan alasan: Dakwah Nabi adalah dakwah yang berbahaya yang akan menyebabkan beliau sendiri celaka karena akan dimusuhi manusia, orang-orang yang mendukungnya pun akan celaka karena pasti akan diperangi bangsa-bangsa lain, Muhammad hanyalah pemuda yang sedang mengalami gangguan psikologis, dlsb.
Saat itu Shafiyyah bibi Rasullah membela dan mengatakan kepada Abu Lahab bahwa bukankah memang ada berita dari orang-orang terdahulu bahwa salah seorang keturunan Abdul Muthallib akan menjadi Nabi? Tapi, pembelaan ini malah semakin membuat Abu Lahab kalap, kata-katanya semakin keji, dia mengatakan bahwa orang Quraisy tidak akan tinggal diam, kepala Muhammad pasti akan dilumat orang Quraisy. Hal ini menyebabkan Abu Thalib tampil dan menegaskan bahwa selama dia masih hidup Muhammad akan selalu dilindunginya.
Rasululloh terus melakukan sosialisasi hingga dikota mekah tiada issu yang paling update saat itu selain satu nama yaitu “MUHAMMAD” umuumudda,wah (sosialisasi) mulai dilakukan oleh rasululloh pasca teguran Alloh atas beliau ketika beliau berselimut setelah mendapatkan wahyu, Alloh berfirman surat Al-Mudatsir Ayat 1-2:
Hai orang yang berkemul (berselimut),(1) bangunlah, lalu berilah peringatan!(2) (QS:74:1-2)
2.KATSROTUL ANSOOR : MEMPERBANYAK PENDUKUNG .
Setelah dakwah disosialisasikan dimana saja,kapan saja,tanpa mengenal lelah dan tanpa mengenal Tak PeDe,barulah adanya orang-orang yang bergabung mendukung perjuangan , saat itu muncullah pendukung –pendukung dakwah assabiunal awwalun yang terdiri dari : Khadijah, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abu Thalib, Abu bakar, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqash, Waraqah bin Naufal, Zubair bin Al-Awwam, Abu Dzar Al-Ghifari, Umar bin Anbasah, Sa’id bin Al-Ash, Abdurrahman bin Auf, Ummu Aiman, Arqam bin Abi Arqam, Abdullah bin Mas’ud, Amr bin Yassir, Yassir, Sa’ad bin Zaid, Amir bin Abdullah, Ja’far bin Abu Thalib, Khabbab, Bilal bin Rabah, Ummu Fadhl, Shafiyyah, Asma, Fatimah bin Khattab.dari merekalah cikal bakal pertumbuhan kader pendukung perjuangan dakwah rasululloh SAW,setiap mereka yang telah mendapatkan hidayah,mereka mulai menyebarkan dakwah islam kepada siapa saja untuk memperbanyak pendukung . Firman Alloh dalam surat Yusuf ayat 108 ,Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”.
3.MATAANATUTTAKWIIN : KOKOHKAN PEMBINAAN
Kokohnya pembinaan yang dilakukn oleh rasululloh digambarkan oleh Al-quran termasuk keberhasilan rasul membentuk karate orang-orang yang dibinanya.dalam surat Alfath ayat 29 Alloh berfirman “’, Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud . Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
Setiap orang yang sudah berhasil direkrut dibina dengan baik,intensif an berkesinambungan,bahkan rasululloh menanyakan laporan ibadah yaumiyah para binaannya disetiap kesempatan :’,Siapa yang hari ini bersadaqoh?, Siapa yang hari ini shaum, siapa yang semalam Qiyamullail? dan seterusnya, ini dilakukan beliau untuk mengokohan pembinaan,setelah itu beliau menugaskan para sahabat yang sdh memiliki kafaah (kemampuan) membina untuk segera membina,seperti yang dilakukan oleh Abu Dzar yang berhasil mengislamkan dan menjadi shohibul wilayah suku ghifar,seperti yang dilakukan oleh Mushab bin Umair yang ditugasi Rasul untuk membina diMadinah dan akhirnya dari pembinaan yang berantai (Talaqqi) akhirnya islam dan dakwahpun tersampaikan kepada kita semua…
Wallohu A’lam bishowab

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons