myspace graphic
_
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus (QS.98:5)

Blogger news

~ ءَاجَرَكَ اللهُ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَبَارَكَ لَكَ فِيْمَا اَبْقَيْتَ وَجَعَلَ اللهُ لَكَ اطَهُوْرً ~

Jumat, 29 Juli 2011

Kiat-kiat Membangun Keluarga Islami



Bagaimanakah wujud keluarga Islami itu? Bayangan anda tentang suami isteri yang bertingkah laku bagai malaikat serta rahmat Allah yang senantiasa melimpahi kebutuhan hidup mereka tentu bukanlah gambaran yang benar. Ajaran Islam sendiri merupakan ajaran yang dirancang bagi manusia yang memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan dan siap diterapkan dalam berbagai keadaan yang menyertai hidup manusia.

Jadi, jika anda menemui goncangan-goncangan yang menyangkut diri anda dalam masalah pribadi, hubungan dengan suami atau isteri dan anak-anak, atau dalam berbagai kondisi yang menyertai keluarga, janganlah anda panik dulu atau merasa dunia hampir kiamat. Sebab, justru dalam momen seperti itulah anda dapat memperlihatkan komitmen sebagai seseorang sebelum dibuktikannya melalui amal kehidupan.

Ada beberapa hal yang patut anda perhatikan dalam upaya menumbuhkan keluarga bahagia menurut ajaran Islam atau dalam menghadapi berbagai persoalan, diantaranya;


1. Fikrah yang jelas
Pemikiran Islami tentang tujuan-tujuan dakwah dan kehidupan keluarga merupakan unsur pentng dalam perkawinan. Ini adalah syarat utama.Keluarga islami bukanlah keluarga yang tenang tanpa gejolak. Bukan pula keluarga yang berjalan di atas ketidakjelasan tujuan sehingga melahirkan kebahagiaan semu. Kalaulah Umar bin Khattab menggebah para pedagang di pasar yang tidak memahami fiqih (perdagangan), maka layak dipandang sebagai sebuah kekeliruan besar seseorang yang menikah namun tak memahami dengan jelas apa hakekat pernikahan dalam Islam dan bagaimana kaitannya dengan kemajuan dakwah.

2. Penyatuan idealisme
Ketika ijab qobul dikumandangkan di depan wali, sebenarnya yang bersatu bukanlah sekedar jasad dua makhluk yang berlainan jenis. Pada detik itu sesungguhnya tengah terjadi pertemuan dua pemikiran, perjumpaan dua tujuan hidup dan perkawinan dua pribadi dengan tingkat keimanan masing-masing. Karena itu, penyatuan pemikiran dan idealisme akan menyempurnakan pertemuan fisik kedua insan.

3. Mengenal karakter pribadi
Kepribadian manusia ditentukan oleh berbagai unsur lingkungan: nilai yang diyakini dan pengaruh sosialisasi perilaku lingkungan terdekat serta lingkungan internal (sifat bawaan) itu sendiri. Mengenal secara jelas karakter pasangan hidup adalah bekal utama dalam upaya penyesuaian, penyeimbangan dan bahkan perbaikan. Satu catatan penting mengenai hal ini ialah anda harus menyediakan kesabaran selama proses pengenalan itu berlangsung, sebab hal itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

4. Pemeliharaan kasih sayang
Sikap rahmah (kasih sayang) kepada pasangan hidup dan anak-anak merupakan tulang punggung kelangsungan keharmonisan keluarga. Rasulullah SAW menyapa Aisyah dengan panggilan yang memanjakan, dengan gelar yang menyenangkan hati. Bahkan beliau membolehkan seseorang berdiplomasi kepada pasangan hidupnya dalam rangka membangun kasih sayang. Suami atau isteri harus mampu menampilkan sosok diri dan pribadi yang dapat menumbuhkan rasa tenteram, senang kerinduan. Ingat, di atas rasa kasih sayanglah pasangan hidup dapat membagi beban, meredam kemelut dan mengurangi rasa lapar.

5. Kontinuitas tarbiyah
Tarbiyah (pendidikan) merupakan kebutuhan asasi setiap manusia. Para suami yang telah aktif dalam medan dakwah biasanya akan mudah mendapatkan hal ini. Namun, isteri juga memiliki hak yang sama. Penyelenggaraannya merupakan tanggung jawab suami khususnya, kaum lelaki muslim umumnya. Itulah sebabnya Rasulullah SAW meluluskan permintaan ta’lim (pengajaran) para wanita muslimah yang datang kepada beliau. Beliau memberikan kesempatan khusus bagi pembinaan wanita dan kaum ibu (ummahaat). Perbedaan perlakuan tarbiyah antara suami dan isteri akan membuat timpang pasangan itu dan akibatnya tentu kegoncangan rumah tangga.

6 Penataan ekonomi
Turunnya Surat al Ahzab yang berkaitan dengan ultimatum Allah SWT kepada para isteri Nabi SAW, erat kaitannya dengan persoalan ekonomi. Islam dengan tegas telah melimpahkan tanggung jawab nafkah kepada suami, tanpa melarang isteri membantu beban ekonomi suami jika kesempatan dan peluang memang ada, dan tentu selama masih berada dalam batas-batas syari’ah. Ditengah-tengah tanggung jawab dakwahnya, suami harus bekerja keras agar dapat memberikan pelayanan fisik kepada keluarga. Sedangkan qanaah (bersyukur atas seberapa pun hasil yang diperoleh) adalah sikap yang patut ditampilkan isteri. Persoalan-persoalan teknis yang menyangkut pengelolaan ekonomi keluarga dapat dimusyawarahkan dan dibuat kesepakatan antara suami dan isteri. Kebahagiaan dan ketenangan akan lahir jika di atas kesepakatan tersebut dibangun sikap amanah (benar dan jujur).

7. Sikap kekeluargaan
Pernikahan antara dua anak manusia sebenarnya diiringi dengan pernikahan ”antara dua keluarga besar”, dari pihak isteri dan juga suami. Selayaknyalah, dalam batas-batas yang diizinkan syari’at, sebuah pernikahan tidak menghancurkan struktur serta suasana keluarga. Pernikahan janganlah membuat suami atau isteri kehilangan perhatian pada keluarganya (ayah, ibu, adik, kakak dan seterusnya). Menurunnya frekuensi interaksi fisik (dan ini wajar) tidak boleh berarti menurun pula perhatian dan kasih sayang. Sebaliknya, perlu ditegaskan juga bahwa pernikahan adalah sebuah lembaga legal (syar’i) yang harus dihormat keberadaannya. Sebuah kesalahan serius terjadi tatkala seorang isteri atau suami menghabiskan perhatiannya hanya untuk keluarganya msing-masing sehingga tanggung jawabnya sebagai pasangan keluarga di rumahnya sendiri terbengkalai.

8. Pembagian beban
Meski ajaran Islam membeberkan dengan jelas fungsi dan tugas elemen keluarga (suami, isteri, anak, pembantu) namun dalam pelaksanaannya tidaklah kaku. Jika Rasulullah SAW menyatakan bahwa seorang isteri adalah pemimpin bagi rumah dan anak-anak, bukan berarti seorang suami tidak perlu terlibat dalam pengurusan rumah dan anak-anak. Ajaran Islam tentang keluarga adalah sebuah pedoman umum baku yang merupakan titik pangkal segala pemikiran tentang keluarga. Dalam tindakan sehari-hari, nilai-nilai lain, misalnya tentang itsar (memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain), ta’awun (tolong menolong), rahim (kasih sayang) dan lainnya juga harus berperan. Itu dapat dijumpai dalam riwayat yang sahih betapa Nabi SAW bercengkrama dengan anak dan cucu, menyapu rumah, menjahit baju yang koyak dan lain-lain.

9. Penyegaran
Manusia bukanlah robot-robot logam yang mati. Manusia mempunyai hati dan otak yang dapat mengalami kelelahan dan kejenuhan. Nabi SAW mengeritik seseorang yang menamatkan Al Quran kurang dari tiga hari, yang menghabiskan waktu malamnya hanya dengan shalat, dan yang berpuasa setiap hari. Dalam ta’lim beliau SAW juga memberikan selang waktu (dalam beberapa riwayat per pekan), tidak setiap saat atau setiap hari. Variasi aktivitas dibutuhkan manusia agar jiwanya tetap segar. Dengan demikian, keluarga yang bahagia tdak akan tumbuh dari kemonotonan aktivitas keluarga. Di samping tarbiyah, keluarga membutuhkan rekreasi (perjalanan, diskusi-diskusi ringan, kemah, dll).

10. Menata diri
Allah SWT mengisyaratkan hubungan yang erat antara ketaqwaan dan yusran (kemudahan), makhrojan (jalan keluar). Faktor kefasikan atau rendahnya iman identik dengan kesukaran, kemelut dan jalan buntu. Patutlah pasangan muslim senantiasa menata dirinya masing-masing agar jalan panjang kehidupan rumah tangganya dapat diarungi tanpa hambatan dan rintangan yang menghancurkan.

11. Mengharapkan rahmat Allah
Ketenangan dan kasih sayang dalam keluarga merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-hambaNya yang Salih. Rintangan-rintangan menuju keadaan itu datang tidak saja dari faktor internal manusia, namun juga dapat muncul dari faktor eksternal termasuk gangguan syaitan dan jin. Karena itu, hubungan vertikal dengan al Khaliq harus dijaga sebaik mungkin melalui ibadah dan doa. Nabi SAW banyak mengajarkan doa-doa yang berkaitan dengan masalah keluarga.

mudah-mudahan dengan menerapkan kiat-kiat di atas kita bisa membangun keluarga islami yang akan melahirkan juga generasi-generasi yang mempunyai komitmen kuat dalam memperjuangkan agama Islam.

Wallahu a’lamu.

Sumber : Islah, No.4/Th II

Karakteristik Keluarga Dakwah




Mendorong seluruh anggota keluarga untuk mengikuti fikrah kader, Menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi, kehidupan rumah tangga Islami., Memperhatikan adab memilih suami atau istri., Melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing., Memperbaiki tarbiyah khadimah., Memperbaiki tarbiyatul aulad., Menumbuhkan kesadaran kader untuk menjaga prinsip Islam.

Anggota keluarga terlibat dalam aktifitas dakwah, dalam bentuk dan skala apapun


Tiga Landasan Membangun Keluarga Dakwah


  • Motivasi dan landasan berumahtangga.
  • Ada kesepakatan di antara suami-istri bahwa motivasi merekaberumahtangga adalahuntuk beribadah kepada Allah, menjaga kesucian diri dan merealisasikan salah satu dari Maratib Al a’mal dalam dakwah yaitu Takwin Al Bait al Muslim (pembentukan keluarga muslim)

  • Tujuan yang ingin dicapai.
  • Yaitu tercapainya keluarga yang sakinah, mawaddah dan Rahmah serta melahirkan generasi penerus perjuangan dakwah dan penegakkan nilai –nilai Islam di tengah masyarakat.

  • Pusat perhatian keluarga.
  • Yaitu peningkatan kualitas hidup anggota keluarga dari sisi Ruhiyah, fikriyah, nafsiyah dan jasadiyah.


Aktifitas Dalam Rumah Tangga

  • Aktifitasibadah
  • Aktifitas tarbiyah terhadap seluruh anggota keluarga dalam seluruh aspeknya (keimanan, akhlak, intelektual, psikis, fisik, sosial, seksual)
  • Aktifitas untuk mewujudkan sakinah mawaddah wa rahmah.
  • Aktifitas ekonomi/ma’isyah
  • Aktifitas dakwah
  • Kematangan Pribadi yang Perlu Dibangun
  • Kematangan konseptual; Memahami Paradigma Keluarga Dakwah
  • Kematangan psikologis; dapat bertanggungjawab terhadap diri sendiri dan pasangan
  • Kematangan emosional; mampu mengendalikan emosi
  • Kematangan social; memiliki kemampuan berinteraksi dan beradaptasi dengan orang lain
  • Kematangan ekonomi; memiliki etos kerja untuk mencari nafkah
  • Kematangan diniyah; menjalankan ibadah wajib, menjauhi yang haram dan aqidah yang benar,
  • Kematangan fisik; kemampuan seksual

alangkahindahnya keluarga kita, jika semuanya sesuai dengan syari'at, keluarga dakwah harus menjadi idaman



Sumber: sila Klik

Aktivis Islam Menghadapi Tantangan Global : Dampak Sekuler Terhadap Ummat Islam

Apakah mereka tahu bahwa akibat tindakan mereka mengekor Negara-negara besar itu pada dasarnya hanya merusak umat Islam secara menyeluruh, menghancurkan masa depan dan melenyapkan eksistensi dan kesatuannya…? Lebih-lebih tindakan mereka memalingkan umat Islam dari Kitabullah, Sunnah, Nabi-Nya dan Manhaj Allah!

Apakah mereka mengetahui bahwa langkah mereka mengadopsi pemikiran musuh dengan paham keyakinannya yang rusak dan pola pemikirannya yang menyimpang sama dengan melepaskan aqidah Islam yang diakui oleh ahlul Haq, dan mengingkari Syari’at Qur’ani yang telah diakui konstribusinya dan kelayakannya (untuk diterapkan di segala waktu dan tempat) oleh orang-orang non muslim dari para pakar dan ilmuwannya?

Apakah mereka mengetahui bahwa sikap rendah dengan rela mengambil konsep dan metode yang dikembangkan oleh Negara-negara besar, merupakan tindakan menjelek-jelekkan pemikiran umat Islam. Mengingkari kebaikan dan kelayakannya dan memburukkan petunjuk dan hakikatnya?!

Apakah mereka mengetahui bahwa menggulirkan rencana-rencana ghazwul fikri pihak musuh berarti memutus hubungan antara generasi sekarang dan sejarah masa lalunya yang agung, dan kebesarannya yang menjulang tinggi, untuk kemudian mereka gantikan dengan sejarah musuh yang tidak mengharapkan kemuliaan Allah, tidak menegakkan dien dan mizan akhlaq yang utama.

Apakah mereka tahu bahwa tindakan mengikatkan diri kepada Negara besar sama dengan mendesakkan idiom-idiomnya atas idiom Al-Qur’an, untuk mereka gantikan dengan idiom-idiom kesukuan, pasaran dan kedaerahan, sehingga melemahkan fikrah umat Islam, membunuh kepribadian dan identitasnya?!

Apakah mereka tahu bahwa sikap mengekor musuh-musuh mereka dan menjadikan fikrah di luar mereka sebagai referensi sama dengan taklid terhadap perilaku, akhlaq tradisi dan adat istiadatnya serta mengikuti kerusakan dan kebobrokannya?!

Telah kita bahas dampak dan pengaruh sekulerisme pada masyarakat Islam, di bidang politik, pemerintahan, pada aspek kehidupan social, perekonomian, bidang media masa, konsep pendidikan dan pada tersebarnya rencana-rencara musuh.

Timbulnya dampak dan pengaruh itu dikarenakan terpengaruhnya para penguasa sekuler pada pemikiran-pemikiran musuh dank arena tindakan mereka menjalankan rencana-rencana musuh dank arena kebanggaan mereka terhadap nilai-nilai peradaban musuh.

Apa factor utama yang mendorong kaum sekuler mengekor di belakang Negara-negara besar dan memberikan loyalitasnya serta terpengaruh pada pemikiran dan doktrin mereka?

Ialah kekaguman dan terperdayanya mereka terhadap kilauan peradaban material modern tanpa memahami pengertiannya dan menyadari bahaya, cacat dan celanya.

Ya memang benar! Negara-negara besar yang jadi ikutan itu telah menciptaka peradaban, akan tetapi sebatas material dan industry, padahal peradaban menurut define para ilmuwan mengharuskan dua sisi, material dan sprituil.

Sisi materiil meliputi kemajuan aspek kehidupan materiil seperti: industry, pertanian, perdagangan, bangunan, seni, ilmu pengetahuan, ciptaan dan sebagainya.

Sedang sisi sprituil meliputi kemajuan dalam hal-hal yang berhubungan dengan nilai-nilai spiritual, perasaan manusia, ajaran moral, pemikiran dan sebagainya.

Berdasarkan pembagian ilmiah dan proporsional mengenai maksud dan peradaban ini, maka jelaskan bahwa kemajuan suatu bangsa tidak diukur dengan kemajuannya di bidang ilmu pengetahuan, industry, alat-alat bangunannya kecuali seberapa besar kemajuan tersebut dapat mewujudkan tujuan-tujuan kemanusiaan yang positif dan menjelmakan nilai-nilai moral yang terpuji.

Telah bersepakat para tokoh pendidikan, pembaharu dan pendakwah moral bahwa wujud kemajuan material di suatu komunitas manusia tidak mengharuskan terwujudnya peradaban manusia berdasarkan pembagian yang telah saya jelaskan di muka; sebab mungkin saja suatu bangsa yang memiliki unggulan pada aspek materialnya, maju bidang ilmu pengetahuannya dan perindustriannya, namun bangsa tersebut belum dapat disebut sebagai bangsa yang berperadaban dan tidak tergolong bangsa yang bermoral dan memiliki nilai-nilai spiritual yang luhur.

Contoh paling gambling dalam persoalan ini adalah: diskriminasi ras antara kulit putih dan hitam yang diusung benderanya oleh Amerika. Negara ini tergolong Negara terbesar di dunia dalam peradaban meterialnya, hasil produksinya, temuan-temuan ilmiahnya; di luar perbudakannya terhadap Negara-negara lemah, keberpihakannya dan dukungannya terhadap Israel melawan orang-orang yang telah diusir dan negeri mereka dan harta benda mereka tanpa alasan yang benar, yaitu bangsa Palestina.

Jika kita lupa, maka tidak akan pernah lupa penindasan Negara-negara komunis dan sosialis terhadap anak bangsanya sendiri, khususnya kaum muslimin yang hidup di bawah kekuasaan mereka. Sungguh mereka telah menimpakan sisksaan yang amat kejam, membunuh kaum wanita, anak-anak, orang tua dan lelakinya. Mereka tidak punya dosa kesalahan kecuali karena mengatakan “Tuhan kami adalah Allah”. Sesungguhnya perbuatan mereka terus dan akan terus mencoreng wajah kemanusiaan, bahkan mereka menunjukkan kesewengan-wenangan dan kebiadaban yang belum pernah disaksikan bandingannya sepanjang perjalanan zaman.

Kita telah menyaksikan di abad ini, yang dikatakan orang sebagai era peradaban, era ilmu pengetahuan dan era listrik, kemajuan bidang material yang dicapai Negara-negara adidaya yang saling bertikai digunakan untuk menyulut api peperangan yang merusak, yang menyebabkan jatuh korban berjuta-juta nyawa manusia, yang menyebabkan jatuh korban terhadap bangsa-bangsa yang lemah serta memperbudaknya, bangsa-bangsa lembah yang tidak memiliki daya dan kekuatan untuk diusir dari tanah airnya, dan terkadang dipaksa meninggalkan akidahnya dan kemudian digantikan oleh bangsa lain yang bertindak aniaya dan menebar permusuhan di dalamnya.

Namun demikian, kemajuan material yang tidak manusiawi itu pasti akan ditimpa kepunahan dan kehancuran sebagaimana yang dahulu pernah menimpa peradaban-peradaban besar yang ada dalam sejarah. Mereka sombong dan sewenang-wengan di muka bumi dan memimpin dunia beberapa masa lamanya, kemudian mereka dihancurkan Allah dengan tiba-tiba, pada saat mereka lengah dan tidak menyadari datangnya malapetaka itu, dimana peradaban-peradaban tersebut akhirnya menjadi puing-puing reruntuhan dan menjadi kisah dalam lembaran sejarah. Maha Benar Allah Yang Maha Agung, yang berfirman:

…hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai pula perhiasannya, dan para pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya adzab Kami di waktu malam atau siang, lalu kami jadikan tanam-tanamannya laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin,” (Yunus: 24).

Kesimpulan

Sesungguhnya Negara-negara besar, utamanya Amerika dan Rusia dapat kita katakana sebagai Negara-negara yang berperadaban material, tapi mereka tidak disebut sebagai negarak yang berperadaban spiritual dan manusiawi; oleh karena peradaban itu harus memiliki dua sisi, meliputi kemajuan bidang material (phisik) dan kemajuan spiritual dalam kadar yang sama; dan oleh karena suatu peradaban haruslah bisa mewujudkan tujuan-tujuan manusia yang mulia serta menjelmakan nilai-nilai moral yang luhur.

Apabila motif pendorong terbesar yang menggiring kaum sekuler mengekor di belakang Negara-negara besar, adalah karena kekaguman mereka terhadap peradaban materi yang modern dan canggih dan karena terperdaya dengan penampilan luarnya yang kemilau, maka ini kembali kepada kebodohan mereka yang amat sangat terhadap kontribusi dan sumbangsih Islam terhadap peradaban manusia dan prinsip-prinsip syari’atnya yang dinamis.

Mereka lupa atau pura-pura lupa bahwa ketika Islam memerintah umat manusia, telah menyumbangkan kepada umat manusia berbagai sisi peradaban yang bermacam-macam, yang menjadikan umat manusia memperoleh kebahagiaan dengannya dalam satu kurun waktu dan ia terus menjadi salah satu kebanggaan dari berbagai kebanggaan Islam di sepanjang perlanan waktu dan zaman. Dan umat manusia masih terus menggali dari mata airnya di setiap bidang ilmu pengetahuan: ilmu filsafat, ilmu sejarah, geografi, astronomi, fisika, kimia, kedokteran, ilmu pengobatan, perindustrian, pertanian dan lain-lain. Itu di luar kontribusi dan sumbangsihnya di bidang pemikiran, aqidah, bahasa dan kesateraan.

Tak pelak lagi bahwa peradaban Islam dengan berbagai macam bidang dan aspeknya inilah yang telah merubah bangsa Eropa dari kungkungan kebodohan menjadi bangsa yang berpengatahuan, dari bangsa yang lemah menjadi bangsa yang kuat, dari bangsa yang liar menjadi bangsa yang berbudaya, dari keterbelakangan menjadi bangsa yang berperadaban, dari kegelapan hidup menjadi kehidupan yang terang benderang.

Dan para ahli sejarah hampir-hampir bersepakat bahwa peradaban Islam berpindah ke Barat melalui jalan Andalusia, Secilia, Perang Salib, Sekolah-sekolah penterjemahan dan Petualang muslim.

Meski saya telah menyebut tempat-tempat penyeberangan yang menjadi laluan berpindahnya peradaban Islam ke Eropa, maka Andalusia tetaplah menjadi tempat penyeberangan utama bagi perpindahan peradaban Islam ke Eropa di berbagai aspek dan bidang: aqidah, ilmiah, seni, sastra, ekonomi dan spiritual.

Dapatlah kita katakana secara singkat, kalaulah bukan karena peradaban Islam yang menyinari dunia sejak 14 abad yang lalu, niscaya dunia manusia tetap terpuruk di alam kegelapan, kebodohan tergelincir di jurang-jurang kekacauan dan terlena di rawa-rawa keterbelakangan. Sesungguhnya inilah peradaban Islam yang bersinar cemerlang serta kebesaran ilmu pengetahuan yang berakar dalam.

Apakah kalian tahu bahwa terpengaruhnya orang-orang sekuler terhadap pemikiran laadiniyah dan terhadap peradaban material adalah factor yang mendorong mereka untuk mengadopsi hokum sekuler di negeri-negeri Islam?

Sehingga menyeret umat Islam menjadi umat yang terkoyak-koyak dan tercerai berai, rusak dan bobrok, kacau dan jahiliyah, mundur dan terbelakang!

Jika kalian telah tahu, maka kalian harus menjalankan peranan kalian dan bangkit memikul tanggung jawab dalam mengemban misi perbaikan dan petunjuk dalam menghadapi pemikiran sekuler dan menampakkan hakikat Islam.

Mudah-mudahan manusia mau kembali kepada al-Haq dan petunjuk, dan para penguasa bisa melihat kontribusi dan sumbangsih Islam pada peradaban dan konsep pemikiran mengenai alam semesta, kehidupan dan manusia.

Menjadi Antek Kaki Tangan Asing

Telah dapat dipastikan bahwa orang yang rusak tashawurnya (tentang Islam) dan terpengaruh pemikiran musuh-musuh Islam, maka ia akan terikat oleh roda-roda Negara-negara besar, bekerja menurut perintahnya, berhenti karena larangannya, responsive terhadap pemikirannya, merealisasikan rencana-rencananya, menjadi corongnya dan ekor yang senantiasa membuntuti di belakangnya.

Itu karena si antek musuh, tindakan dan perbuatannya pada bangsanya kosong dari aqidah yang mengokohkannya, kosong dari tashawur Islam yang menjadikannya bisa melihat, kosong dari izzah Islam yang diperjuangkan oleh orang muslim, kosong dari nilai-nilai moral yang terpuji dimana kehidupan manusia bergantung padanya.

Apabila si antek musuh ini kosong dari semua itu, maka jangan dibayangkan dia akan membangung kejayaan bagi umatnya, membangung kebesaran baginya, dan memimpinnya untuk meraih kemenangan. Sebaliknya, menjadi musuh bagi agama dan umatnya adalah salah satu wataknya yang dominan, memerangi dakwah dan para da’I adalah salah satu sifatnya yang kuat.

Demi Allah, ini adalah suatu pengingkaran, kekufuran dan pengkhianatan di masa krisis, bahkan bisa dikatakan keluar dari Islam, menentang Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman.

Untuk membahas pembicaraan ini saya akan mengelompokkannya menjadi tiga:

1. Kaki tangan system Barat.

2. Kaki tangan Timur Komunis.

3. Kaki tangan Yahudi Masounisme.

1. Kaki tangan system Barat

Keberadaan mereka Nampak jelas pada lapisan penguasa (birokrat) yang mempunyai hubungan terang-terangan maupun rahasia dengan Barat dalam prinsip dan perundang-undangannya, dalam gurau dan candanya, dalam konsep pendidikan dan pengajaran, dalam system politik dan pola hubungan individu, dalam dasar-dasar pemerintahan dan system perekonomian dan dalam berbagai hal. Ini dipandang dari sisi kepengikutan pengikut dan peniru-niruan si taklid.

Dipandang dari sisi pengaruh yang diikuti (idola) dan cengkeraman kekuasaannya, sungguh sangat luar biasa. Para pemimpin Barat menjadikan para pemimpin mereka atas Negara-negara yang menginduk kepada mereka dan berada dalam pengaruh mereka; sebagai mesin penghisap hasil alam dan kekayaannya. Mereka eksploitasi untuk kepentingannya dan menjadikannya sebagai obyek pasar untuk menjual produknya dan juga pangkalan-pangkalan militernya untuk operasi-operasi penjajahan dan perbudakan mereka.

Inilah akibat yang dihasilkan oleh para antek dan kaki tangan Barat bagi bangsa dan negerinya. Adakah para antek itu tahu kepada siapa mereka menginduk dan kemana mereka jalan?

2. Kakit tangan Timur Komunis

Golongan ini jauh lebih bahaya, lantaran mereka Nampak jelas berada pada kelompok penguasa yang mengjual diennya kepada syetan, dan memberikan loyalitasnya kepada kekafiran dan penyimpangan serta menyeret umat menuju kehancuran dan kebinasaan, meletakkan belenggu kekuasaannya di leher-leher mujahidin, hingga mereka tidak dapat mengangkat kepala dan bangkit mengadakan perlawanan terhadapnya.

Penerapan doktirn-doktrin komunis itu melalui fase-fase ke-mulihid-an (penyimpangan) dengan: menghapus lembaga keluarga dikit demi sedikit, menghapus hak kepemilikian pribadi dan menjadikan harta kekayaan dalam milik bersama, menerapkan konsep pengajaran dan pendidikan yang mengarahkan generasi muda meyakini ajaran komunis; membatasi wewenang agama hanya di tempat-tempat ibadah dan menghapus norma-norma etika dan moral bangsa, sehingga tujuan mereka menerapkan paham komunis dan sosialis di negeri-negeri Islam terwujud. Setelah itu mereka akan menggunakan kekerasan dan tangan besi untuk melanggengkannya.

Inilah akibat yang dihasilkan oleh antek-antek komunis bagi bangsa dan negaranya! Apakah para antek itu tahu pada siapa mereka menginduk? Kemana mereka menuju? Dan umat mana yang mereka bela?

Dan orang-orang zhalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali!!

3. Kaki tangan Yahudi Masonisme

Golongan ini jau lebih buruk dan lebih keji, oleh karena mereka masuk ke hati orang-orang yang mengikuti doktrinnya dengan menggunakan kata-kata yang manis, propaganda-propaganda yang memikat, iming-iming jabatan, harta dan kedudukan, sehingga apabila orang yang telah terbujuk masuk ke dalam perkumpulan-perkumpulannya, dan naik ke tingkatan yang paling tinggi; barulah saatu itu mereka membuka rencana dan doktrin-doktrinnya pada para antek (yang telah masuk jauh ke dalam perangkapnya) agar mereka menjalankan peran dan tugas untuk menggulirkan rencana-rencana kaum Zionis semaksimal mungkin.

Sebagian rencana-rencana dan doktrin-doktrin mereka yang paling menonjol adalah:

  1. Orang-orang Islam, orang-orang Kristen, orang-orang Yahudi dan orang-orang Majusi; semua bersaudara, yakni saudara sebangsa (ukhuwah wathaniyah) dan saudara sesama anak manusia (ukhuwah basyariyyah), tidak ada agama yang bisa memisah-misahkan persaudaraan mereka.
  2. Sudah semestinya bagi orang-orang Yahudi untuk mempunyai eksistensi politik yang besar yang membentang dari sungan Eufrat hingga sungai Nil.
  3. Sesungguhnya tujuan kita adalah melenyapkan agama-agama (selain Yahudi) dari alam wujud.
  4. Kelak akan kita jadikan masonisme sebagai suatu tujuan selain Allah.
  5. Harus diciptakan suatu generasi yang tidak malu mempertontonkan auratnya.
  6. Sesungguhnya perjuangan melawan agama-agama tidak akan berakhir hingga agama dipisahkan dari Negara.

Adapun slogan-slogan utama yang mereka angkat untuk melakukan penyesatan ialah: kebebasan, persamaan dan persaudaraan serta slogan nasionalisme, kebangsaan dan kemanusiaan.

Dengan slogan-slogan yang memukau tapi menyesatkan ini, maka kaum Masoni yang disetir oleh kaum Yahudi mampu menjerumuskan banyak orang berpangkat dan orang-orang berpengaruh dalam jaringan perangkap mereka. Mereka diterima pada usia muda di sekolah-sekolah dan insitut-insitutnya, dan dimasukkan dalam klub-klub dan perkumpulan-perkumpulannya saat menginjak usia matang. Lalu setelah mereka mencapai posisi tinggi dari tingkatan-tingkatan yang ada (dalam jaringan Masonisme), mereka dijadikan sebagai boneka-boneka kaki tangannya di negeri mereka sendiri, guna menjalankan rencana-rencana kaum zionis untuk mencapai tujuannya tanpa rasa segan atau malu!

Inilah akibat yang dihasilkan oleh antek kaki tangan Masoni bagi bangsa dan negerinya!!

Apakah para antek itu tahu pada siapa mereka berhubungan? Kemana mereka menuju dan kelompok mana mereka bekerjasama? Dan orang-orang zhalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali!.

Para antek kaki tangan asing ini, baik yang berhungan dengan kolonialis Barat atau komunis Timur atau Yahudi Masoni, sebagian besar adalah putra-putra bangsa kita sendiri, yang berbicara dengan bahasa kita serta berpura-pura menganut agama kita.

Di antara bentuk tipu daya mereka adalah dengan mengatasnamakan Islam atau Arabisme, atau demokrasi atau doktirn-doktrin revolusioner, guna menyesatkan generasi muda Islam dengan pernyataan mereka, cara-cara bohong dan doktrin-doktrin palsu, hingga rakyat terperdaya, menyambut seruan mereka dan terbujuk cara-cara mereka hingga umat Islam menyebut-nyebut namanya, bersorak-sorai dengan bertepuk tangan saat menyambut kedatangan mereka, menabuh gendang dan meniup terompet untuk mengelu-elukan pemimpinnya.

Jika mereka telah mencapai puncak legitimasi dari rakyat dengan cara-cara bohong dan palsu mereka, maka selanjutnya mereka menjalankan rencana-rencana yang telah digariskan oleh pemimpin mereka yakni; memisahkan agama dari Negara, membatasi wewenang agama hanya pada tempat-tempat ibadah saja, meminggirkan orang Islam dari peran politik, menggantikan akhlaq Islami dan keutamaan Al-Qur’an dengan nilai-nilai moral asing. Sungguh malang orang-orang Islam yang sadar dan ikhlas, berani mendongakkan kepala, bersuara dan menyatakan kebenaran apa adanya, mereka pasti dituduh sebagau musuh Arabisme, musuh nasionalisme dan berbagai tuduhan palsu dan bohong, bahkan membungkam mereka, menumpas dan memadamkan dakwah mereka. Demikianlah yang mereka perbuat!

Saya menambahkan satu lagi motif yang berpengaruh besar mendorong para penguasa sekuler rela menjadi antek musuh, rela masuk dalam kendalinya dan memberikan loyalitas mereka kepadanya, yaitu iming-iming pangkat dan kedudukan.

Benar, demi mengejar gelar dan pangkat mereka menjual agama mereka dengan sekeping harta benda dunia…

Demi mengejar kedudukan, mereka tega mencerai beraikan persatuan umat Islam dan menggerogoti kekuatannya.

Demi mengejar kedudukan dan pangkat, mereka menjadikan negeri mereka sebagai obyek pasar perdagangan produksi kaum penjajah dan pangkalan militer musuh.

Demi mengejar kedudukan dan pangkat, mereka menyeret kaum muda ke tempat-tempat mesum dan ajang pergaulan bebas…

Demi mengejar kedudukan dan pangkat, mereka merusak aqidah generasi Islam, mendatangkan fitnah dalam agamanya, meracuni pikiran mereka untuk memusuhi para ulama dan para du’at, mengobarkan perasaan tidak senang terhadap sejarah dan kebesaran Islam serta kaum muslimin.

Andaikan para antek musuh itu tahu bahwa kehidupan itu akan lenyap, umur terbatas, dan kematian pasti dating, dan bahwa tidak ada yang kekal dalam kehidupan dunia dan tak ada kebahagiaan yang hakiki dalam kehidupan ini.

Andaikan mereka tahu bahwa sejarah dengan pendailannya kelak akan mengalahkan mereka dan generasi yang akan datang akan melaknat mereka dan siksa yang abadi setelah kematian akan mengejar mereka.

Andaikan mereka tahu pengkhianatan yang telah mereka lakukan terhadap kaum muslimin dan permusuhan yang telah mereka tujukan kepada dien serta kejahatan yang telah mereka timpakan terhadap kemanusiaan.

Andaikan kaum sekuler itu tahu semua ini, niscaya mereka akan memupus perbuatan jahatnya, berhenti menjadi antek musuh, bertaubat dari kesesatannya, kembali kepada kebenaran dan berjalan dengan petunjuk Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya dan kembali sebagai orang-orang yang beroleh petunjuk, menjadi umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.

Duhai sekiranya mereka tahu, berpikir dan melihat!! Jika demikian, kalian harus tahu tugas kalian untuk berdakwah, mengupayakan perbaikan dan perubahan. Semoga Allah Azza wa Jalla memberi petunjuk bagi yang tersesat, kemantaban bagi yang bimbang dan kelurusan bagi yang menyimpang melalui tangan kalian. Dan yang demikian itu amat mudah bagi Allah.

Sesungguhnya tanggung jawab kalian dalam menghadapi tantangan pemerintahan sekuler adalah tanggung jawab yang amat berat, dan tugas kalian untuk meluruskan dan menanganinya adalah benar-benar tugas yang amat rumit dan sulit.

Persoalan tersebut menuntut tekad, kesabaran, kesungguhan dan kebijaksanaan dari diri kalian, dan menuntut upaya yang gigih dan terus menerus serta rencana yang matang dan sempurna.

Allah Azza wa Jalla bersama orang-orang yang beramal dan ikhlas, dan kesudahan yang baik itu selamanya bagi orang-orang yang bertaqwa.


Sumber: Diringkas dari kitab Asy-Syabab al-Muslimu Fii Muwaajahati at-Tahaddiyaati, atau Aktivis Islam Menghadapi Tantangan Global, karya: Dr. Abdullah Nashih 'Ulwan, terj. Abu Abu Abida al-Qudsi (Pustaka Al -'Alaq, 2003), hlm. 161-171.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons