KNRP – Ketua Fraksi Fatah di parlemen, Azzam al-Ahmad mengatakan ihwal adanya harmoni antara posisi Presiden Mahmoud Abbas dan Ketua Biro Politik Hamas, Khaled Meshaal yang mendorong kepada penandatanganan perjanjian rekonsiliasi. Al-Ahmad mengatakan bahwa revolusi Arab telah memainkan peran dalam mencapai perjanjian itu.
Al-Ahmed yang memimpin delegasi Fatah dalam perjanjian rekonsiliasi itu mengatakan di Ramallah bahwa pidato Meshaal dalam peresmian penandatanganan untuk perjanjian rekonsiliasi nasional di Kairo itu sepenuhnya konsisten dengan statemen Abbas dan program Gerakan Fatah.
Al-Ahmad juga menyinggung penyebab matangnya kondisi rekonsiliasi itu lantaran beberapa faktor, di antaranya termasuk karena revolusi Arab yang mengubah pemikiran politisi Arab, termasuk Palestina, dan melemahkan pengaruh kekuatan regional dalam kertas masalah Palestina, serta juga dikarenakan adanya gerakan pemuda Palestina.
Anggota Komite Sentral gerakan Fatah itu menyebutkan bahwa volume penentangan internasional atas rekonsiliasi ini sangat kecil, dimana penentangan itu hanya dari Amerika Serikat dan Israel yang keduanya menjadikan alasan perpecahan sebagai dalih untuk menghindari dari perdamaian dan keduanya bekerja untuk men-Siprus-kan situasi Palestina.
Di sisi lain, Perdana Menteri pemerintah Palestina, Ismail Haniya mengatakan kepada kantor berita Jerman bahwa kereta rekonsiliasi yang diluncurkan itu tidak akan berhenti dan akan terus berlanjut. Ia juga menekankan bahwa perdana menteri berikutnya akan ditunjuk oleh konsensus di antara para tokoh nasional yang dikenal memiliki ompetensi dan integritas, terlepas dari posisi politiknya.
0 komentar :
Posting Komentar